Material yang diberi sebutan litosphere itu dapat dipakai sebagai cat atau bahan cetakan karena sifatnya yang fleksibel dan tersedia dalam berbagai warna. Bahan tersebut tidak rusak karena perubahan suhu, tahan tekanan benda hingga seberat 2,5 ton, dan tidak membutuhkan paparan cahaya untuk berpendar.
Satu lapisan material di atas kertas ukuran A4 hanya seharga Rp3.000-an. MPK mengemas contoh produk pertamanya itu dengan nama Litroenergy.
Berdasarkan dokumen paten, material tersebut berbasis sifat betavoltaik dan menggunakan bahan baku utama tritium, salah satu unsur radioaktif. Partikel-partikel beta yang dikeluarkan radiasi gas ini aman karena sudah melalui lapisan mikro unsur fosfor. Aliran elektron yang menghasilkan cahaya pendar dari tritium bertahan hingga 12 tahun.
"Ini memiliki potensi untuk menghemat energi di seluruh dunia hingga miliaran dollar," ujar Steve Stark, insinyur MPK. Menurutnya, Litroenergy tidak kalah dengan sumber penerangan lainnya dari sisi harga per ketahanan, keawetan, dan keamanan. Produk tersebut telah dicatat sebagai 100 teknologi terdepan meski pengunaannya terbatas untuk cahaya yang tidak terlalu terang.
Intensitas cahaya yang dihasilkan memang tidak terlalu kuat sehingga tidak mungkin menggantikan bohlam atau LED. paling-paling digunakan untuk jam, tanda bahaya, batas jalan, pengganti lampu kucing, atau sekadar mainan.
Sumber : Kompas
Label: artikel, Berita Teknologi, Kurikulum, Mahasiswa