Konsep Program Tekhnisi Jardiknas

Pola Pelaksanaan Program Teknisi Jardiknas

Ada beberapa hal yang penting dalam konteks program teknisi Jardiknas, antara lain:

  1. Standar mutu pendidikan program teknisi Jardiknas,
  2. Komitmen pusat dan daerah untuk peningkatan mutu fasilitas pendidikan (review APBN dan APBD, efisiensi untuk pendidikan),
  3. Kurikulum yang terpusat dan terkoordinir secara komprehensif dalam pelaksanaan program teknisi Jardiknas,
  4. Sertifikasi yang dikeluarkan secara Nasional oleh provider pendidikan program teknisi Jardiknas
Seluruh hal tersebut dilandasi oleh beberapa kondisi yang telah terjadi di Indonesia, yaitu:


  1. Pergeseran paradigma pembangunan ekonomi akibat dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diperlukan percepatan pengembangan SDM bidang Teknisi Komputer dan Jaringan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan industri,
  2. Terkonsentrasinya tenaga profesional Teknisi Komputer dan Jaringan di kota-kota besar Indonesia,
  3. Masih terbatasnya kompetensi Aparatur Pemerintah bidang Komputer dan Jaringan yang belum memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya,
  4. Jumlah Perguruan Tinggi (PTN&PTS) yang melaksanakan program dari data Tahun 2001, yaitu Informatika/Komputer berjumlah 476 perguruan tinggi, bidang Komunikasi berjumlah 136 PT, dengan lulusan pertahunnya sebanyak ±25.000 orang, dimana hal ini masih jauh dari kebutuhan secara nasional.
Dalam sisi lain kita masih banyak memiliki berbagai permasalahan yang ada saat ini dalam rangka Peningkatan Mutu sarana dan prasarana pemelajaran berbasis ICT, seperti:

  1. Terbatasnya masyarakat yang memiliki budaya TI,
  2. Terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penguasaan bahasa asing,
  3. Terbatasnya sumber daya pendidikan khususnya bidang teknisi komputer dan jaringan yang berbasis kompetensi,
  4. Terkonsentrasinya Lembaga Pendidikan di kota-kota besar, khususnya bidang Komputer dan Jaringan,
  5. Terbatas dan mahalnya sarana telekomunikasi data,
  6. Terbatasnya sistem pengembangan profesionalisme SDM,
  7. Terbatasnya finansial masyarakat,
  8. Terbatasnya pengetahuan masyarakat di bidang Komputer, Jaringan dan Web,
Mencermati permasalahan di atas, maka program TEKNISI JARDIKNAS memiliki beberapa pola pelaksanaan, yaitu:


  1. Pengembangan program diarahkan kepada segmen masyarakat umum, aparatur pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan dan media komunikasi,
  2. Pengembangan program teknisi jardiknas dilakukan dengan mengembangkan kemitraan (multi partnership) dengan berbagai pihak,
  3. Program dan metode pengembangan program teknisi jardiknas disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi segmen dalam mengimplementasikannya,
  4. Kegiatan pengembangan program teknisi jardiknas melalui mekanisme outsourcing,
  5. Pelaksanaan kerjasama dan outsourcing melibatkan SDM internal sebagai upaya alih pengetahuan dan teknologi
Ciri Khas Pelaksanaan Program TEKNISI JARDIKNAS

Dari pola di atas, maka dikembangkan beberapa ciri khas program teknisi jardiknas, yaitu:


  1. Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
  2. Berbasis kompetensi dan kontrak kompetensi
  3. Waktu tempuh yang singkat
  4. Menggunakan pola sandwich
  5. Sertifikasi Nasional dan Internasional
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


Dengan melihat berbagai permasalahan yang terjadi, utamanya dari segi kuantitas dan pemerataan kualitas program, maka salah satu ciri utama dari program teknisi jardiknas ini adalah pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara optimal.
Pemanfaatan ini tidak terbatas hanya dengan pemanfaatan komputer sebagai media belajar sehari-hari, tetapi sampai dengan penggunaan sistem informasi akademik di dalam proses administrasi kemahasiswaan dan penggunaan perangkat-perangkat teleconverence dalam proses pelaksanaannya.
Salah satu dukungan utama sehingga ciri ini dapat dilaksanakan adalah terkoneksinya seluruh kabupaten dan kota di Indonesia dalam suatu sistem jaringan berskala nasional yang disebut dengan Jardiknas atau Jejaring Pendidikan Nasional.

Image

Skema Jardiknas

Dengan menggunakan fasilitas dari Jardiknas inilah maka proses pemelajaran berbasis TIK dapat dikembangkan, termasuk metode Video Conference yang dilaksanakan untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat kota.

Image

Skema Kuliah On Line

Image

Aplikasi Kuliah On Line

Image

Aplikasi Real Time

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:

  1. Offline (Luar Jaringan/ Luring)
    • Pada metode ini, sistem perkuliahan terpusat pada masing-masing universitas/politeknik. Materi kuliah berada pada server masing-masing dan didistribusikan melalui LAN kepada mahasiswa. Materi yang bersifat nasional, dikirimkan dari pusat secara teratur, baik menggunakan jaringan secara terjadwal, maupun menggunakan media penyimpan (CD dan DVD). Koneksi secara online akan dilaksanakan apabila mahasiswa melaksanakan ujian online yang membutuhkan koneksi dengan pusat ujian.
  2. Online (Dalam jaringan/ Daring)
    • Pada metode ini, seluruh materi berada pada server di pusat atau server universitas/politeknik yang saling terhubung satu sama lain. Sehingga distribusi materi dilaksanakan dengan proses jaringan. Sistem online ini tidak terbatas terhadap komputer saja, tetapi dapat memanfaatkan media telepon genggam (HP) sebagai sarana penyampaian materi.
  3. Learning Management System (LMS)
    • Sebagai tulang punggung program ini, dikembangkan sebuah LMS yang akan mengatur lalu lintas akademik maupun materi, sehingga seluruh program TEKNISI JARDIKNAS dapat dilaksanakan dengan mudah dan efisien.
      Dalam LMS, seluruh materi dan video presentasi dari dosen penanggung jawab mata kuliah akan disimpan dalam sebuah portal, sehingga mahasiswa hanya perlu memasukkan username dan password, maka sistem single sign on akan membuka seluruh materi berdasarkan hak akses masing-masing.
Berbasis Kompetensi dan kontrak kompetensi
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan. Seluruh tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila proses pemelajaran yang digunakan menggunakan sistem kompetensi, yang menekankan kepada kemampuan secara menyeluruh terhadap penguasaan suatu keterampilan.
Karena program ini berbasis kepada kompetensi, maka kurikulum yang digunakan mengacu kepada standard kompetensi dalam bidang Teknik Komputer dan Jaringan.

Image

Standar kompetensi yang menjadi acuan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam bidang TIK yang dikeluarkan oleh Asosiasi dan Perusahaan yang terkait dalam bidang TIK, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kominfo dan Departemen Pendidikan Nasional. Seluruh standar ini telah melalui konvensi bersama dan dinyatakan sah sebagai sebuah standar dalam bidang masing-masing. Adapun SKKNI yang digunakan dalam program teknisi jardiknas ini adalah:

- SKKNI Operator dan Pemrogram Komputer
- SKKNI Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi
- SKKNI Computer Technical Support

Pemaparan mengenai kompetensi yang digunakan, dapat dilihat pada bagian kurikulum.


Waktu tempuh yang singkat
Program Teknisi Jardiknas mengedepankan efektifitas dan efisiensi di dalam pelaksanaannya, sehingga pola waktu yang digunakan juga menggunakan waktu minimal. Semester yang digunakan juga menggunakan semester minimum dari yang dipersyaratkan. Satu semester setara dengan 16 - 19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir, atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang. Sehingga dalam program ini menggunakan waktu 16 minggu atau setara dengan 4 bulan untuk satu semesternya.
Dengan singkatnya waktu semester ini, maka keseluruhan program Teknisi Jardiknas yang membutuhkan 6 semester, dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 2 tahun.
Menggunakan Pola Sandwich
Salah satu landasan filosofis dari pendidikan yang berbasis kompetensi adalah Eksistensialisme, dimana suatu pendidikan harus mengembangkan eksistensi manusia dan bukan merampasnya. Salah satu eksistensi manusia adalah pola hidup dan pekerjaan yang telah dimiliki.
Banyak diantara manusia yang telah bekerja, terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya untuk belajar pada suatu institusi pendidikan. Padahal tujuan belajar adalah untuk memperkaya pengetahuan yang nantinya akan digunakan di dunia kerja.

Dengan berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka program Teknisi Jardiknas ini khususnya bagi peserta yang ikut melalui jalur beasiswa unggulan Departemen Pendidikan Nasional, menggunakan pola sandwich yang berselang seling antara waktu kuliah dan waktu bekerja.
Pola umum yang digunakan adalah 1 : 3. Dimana dalam satu bulan, 1 minggu digunakan untuk belajar secara tatap muka di universitas/politeknik dan 3 minggu lainnya digunakan untuk belajar mandiri, magang dan praktek di lab komputer pada institusi masing-masing. Dalam 3 minggu tersebut, mahasiswa berkumpul pada waktu dan jadwal tertentu pada ICT Center di tiap-tiap kabupaten/kota untuk memperoleh tutorial dan untuk berdiskusi mengenai mata kuliah masing-masing dan menyelesaikan persoalan yang timbul di masing-masing institusi.

Dengan pola ini, maka setiap materi yang diberikan dapat langsung diterjemahkan pada lokasi kerja masing-masing, sehingga prinsip belajar praktis dapat terpenuhi. Institusi masing-masing juga tidak akan kehilangan tenaga kerja mereka dalam waktu yang lama.

Untuk daerah tertentu, dimana kondisi geografis tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pola 1 : 3, dapat mengembangkan pola sendiri dengan memberitahukan kepada penanggung jawab program Teknisi Jardiknas di pusat dan tetap menjaga filosofi eksistesialisme tersebut.

Sumber : teknisi.jardiknas.org

0 komentar:

Komentar


 

Didamel Ku Asep Moh. Muhsin | Persembahan dari Cianjur Blogger Community (CBC)