Sebuah asteroid meluncur dengan cepat menuju Mars. Diperkirakan, asteroid ini akan menghantam planet merah tersebut bulan depan, dengan peluang satu banding 75. Pernyataan ini dikemukakan oleh sejumlah pakar badan antariksa dan aeronautika Amerika Serikat (NASA).

Program Obyek Dekat Bumi (NEOP) NASA itu mengungkapkan bahwa lintasan yang persis dari asteroid itu sulit diprediksi. Namun sejumlah pakar mengemukakan benda langit itu dapat menabrak Mars pada 30 Januari 2008. Hantaman itu akan berakibat terciptanya sebuah lubang kawah dengan garis tengah satu kilometer. Para pakar yang terus meneliti gerakan asteroid ini menyatakan bahwa tabrakan dengan Mars memungkinkan akan muncul awan debu ke atmosfir Mars.

Jika asteroid ini, yang diberi nama 2007 WD5, luput menghantam Mars sebagaimana diramalkan, asteroid akan kembali melintas dekat Bumi pada beberapa tahun kemudian, namun pihak NASA menjamin tak akan menjadi ancaman bagi bumi. Yang pasti, menurut para pakar tersebut, berdasarkan lintasannya, asteroid ini malah semakin menjauhi bumi. Asteroid tersebut diyakini berdiameter 50 meter, sudah melintas dalam jarak 7,5 juta kilometer dari Bumi pada awal November.

Para peneliti yang tergabung dalam sebuah lembaga bernama Survei Catalina dan didanai penuh oleh NASA ini mengamati asteroid sejak November lalu. Penelitian mereka dilakukan di Tucson, Arizona. Selain lembaga tersebut, beberapa peneliti benda ruang angkasa yang tergabung dalam NEOP di Laboratorium Propulsi Jet di La Canada Flintrodge, California, menjelaskan bahwa mereka sangat antusias mengetahui sebuah asteroid kemungkinan menghantam Mars, dengan melukiskan fenomena itu sebagai hal yang 'luar biasa sekali.''

''Kami biasanya menghadapi fenomena alam ini dengan peluang satu banding sejuta,'' kata astronom Steve Chesley kepada AFP. ''Sesuatu dengan kemungkinan satu banding seratus membuat kami serentak berdiri dari kursi kami,'' ujarnya penuh harap. Setiap tabrakan asteroid pada Mars akan sebanding dengan hantaman asteroid Tunguska terhadap kawasan Siberia, Rusia, pada 1908, yang menyebabkan tumbangnya 80 juta pohon pada wilayah seluas 1.150 kilometer persegi. ''Biasanya kami mencari asteroid jika benda langit itu mengancam Bumi,'' ujar Chesley.

Sekarang ini para peneliti ini bergairah dengan penelitian mereka terhadap dampak tabrakan asteroid tersebut dengan Mars. ''Kali ini kami mencari apa yang akan dihantam asteroid,'' ujarnya. Para peneliti ini yakin bahwa dampak tersebut tak akan berpengaruh terhadap bumi.

0 komentar:

Komentar


 

Didamel Ku Asep Moh. Muhsin | Persembahan dari Cianjur Blogger Community (CBC)