Bibit badai tropis diperkirakan akan segera terbentuk di bagian barat laut Australia atau di selatan Bali-Nusa Tenggara. Hujan dengan intensitas tinggi dan angin kecang seperti terjadi di beberapa daerah belakangan ini masih akan terulang dalam dua bulan ke depan.

"Hari ini , tekanan di titik itu sangat rendah yakni 990 milibar dari normalnya 1.004 hingga 1.005 milibar, selisih 15 milibar itu besar sekali, ini akan segera menjadi bibit badai tropis," kata pakar meteorologi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Dr. Edvin Aldrian di Jakarta, seperti dilaporkan Antara.

Karena tekanan di barat laut Australia sangat rendah sejak beberapa hari terakhir, maka massa udara dari berbagai tempat mengalir ke arah tersebut dan membuat Jawa menjadi tempat berkumpulnya awan (intertropical convergence zone).

"Di atas Jakarta, Banten dan Jawa Barat kita bisa melihat awan tebal berlari kencang ke arah Barat laut Australia, dan sayangnya jatuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga di kawasan ini terjadi banjir dan longsor," katanya. Sumatera yang pada November sudah mengalami banjir dan longsor, kini diuntungkan dengan udara yang lebih kering, karena semua awan lari ke Jawa.

Hingga Maret

Mulai tumbuhnya siklon ini membuat kejadian banjir dan longsor di Jawa menjadi lebih lama lagi. Ini bahaya bagi daerah pegunungan tinggi dan terjal di selatan Jawa karena risiko hujan akan semakin tinggi.

Sementara itu, menurut Achmad Zakir, Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMG, bulan Desember ini memang masanya terjadi badai tropis di belahan Bumi selatan. Musim badai akan berlangsung hingga Maret-April.

"Setiap tahun, lokasi tumbuhnya badai berbeda-beda, bisa saja di selatan Papua New Guinea, selatan Teluk Carpentaria, selatan Timor, selatan Bali, atau selatan Jawa," kata Zakir saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/12) sore.

Tumbuhnya badai dapat memicu terjadinya cuaca ekstrim yang dirasakan sebagai curah hujan tinggi dan angin kencang. "Cuaca ektrim seperti kemarin berpeluang terulang kembali dalam dua bulan mendatang," katanya.

Namun, tanpa adanya badai tropis sekalipun, angin kecang, hujan lebat, dan gelombang tinggi tetap berpeluang terjadi di wilayah Indonesia. Hal itu dipicu berembusnya angin muson barat dari Pasifik ke Australia antara Desmeber-April yang membawa massa uap air dalam jumlah besar.

"Yang namanya hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di Laut Jawa, Flores, barat Sumatera. Hujan dan angin kencang berpeluang terjadi di Jawa bagian barat, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara," ujar Zakir. Kekuatan angin muson barat ini berfluktuasi dalam hitungan minggu hingga bulan.


Sumber : Kompas

0 komentar:

Komentar


 

Didamel Ku Asep Moh. Muhsin | Persembahan dari Cianjur Blogger Community (CBC)