Depkominfo serius meningkatkan penetrasi internet di Indonesia. Mereka telah mempersiapkan program internet gratis di sekolah dengan memaksimalkan dana CSR perusahaan BUMN.
"Pengguna internet di Indonesia baru mencapai 8 persen dari total penduduk. Sementara pengguna internet berlangganan hanya 1 persen. Sedangkan pelanggan internet rumahan mencapai 4,1 persen saja. Penggunaan internet banyak diakses dari tempat-tempat umum seperti warnet, yang biasanya disediakan oleh masyarakat atau instansi pendidikan," ujar Memkominfo Muhammad Nuh pada jawaban tertulisnya yang ditujukan kepada anggota DPR saat rapat kerja Komisi I, beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi seusai acara, dia menegaskan bahwa dana program akan dialokasikan dari biaya corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan milik negara, termasuk perusahaan telekomunikasi. "Besarannya masih dikalkulasikan. Yang pasti kurang dari 50 persen," tandas Nuh.
Nuh juga mengungkapkan bahwa kebijakan program ini dibagi menjadi dua, sisi penyediaan dan sisi kebutuhan. "Sisi penyediaan dimaksud dengan ketersediaan internet secara merata, berkualitas dan tarif terjangkau. Bahkan pemerintah sedang mengupayakan ketersediaan internet tanpa biaya (gratis) untuk kalangan SMU melalui kerja sama dengan CSR BUMN dan penyelenggara internet (ISP)," jelasnya.
Sedangkan sisi kebutuhan akan diakomodir dengan upaya penggunaan internet yang produktif meliputi penyediaan literasi, mulai dari hal mendasar seperti cara menggunakan komputer, akses internet dan email sampai kebutuhan paling advanced, misalnya set-up terminal, set-up jaringan dan lainnya.
Hal ini ternyata sejalan dengan saran beberapa anggota dewan Komisi I yang mengharapkan dana CSR perusahaan, khususnya BUMN telekomunikasi, tidak hanya berbentuk bantuan sembako, uang tunai atau segala macam bantuan yang sifatnya tidak mendidik.
Program ini akan mulai dijalankan pada kuartal pertama tahun 2008.
"Pengguna internet di Indonesia baru mencapai 8 persen dari total penduduk. Sementara pengguna internet berlangganan hanya 1 persen. Sedangkan pelanggan internet rumahan mencapai 4,1 persen saja. Penggunaan internet banyak diakses dari tempat-tempat umum seperti warnet, yang biasanya disediakan oleh masyarakat atau instansi pendidikan," ujar Memkominfo Muhammad Nuh pada jawaban tertulisnya yang ditujukan kepada anggota DPR saat rapat kerja Komisi I, beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi seusai acara, dia menegaskan bahwa dana program akan dialokasikan dari biaya corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan milik negara, termasuk perusahaan telekomunikasi. "Besarannya masih dikalkulasikan. Yang pasti kurang dari 50 persen," tandas Nuh.
Nuh juga mengungkapkan bahwa kebijakan program ini dibagi menjadi dua, sisi penyediaan dan sisi kebutuhan. "Sisi penyediaan dimaksud dengan ketersediaan internet secara merata, berkualitas dan tarif terjangkau. Bahkan pemerintah sedang mengupayakan ketersediaan internet tanpa biaya (gratis) untuk kalangan SMU melalui kerja sama dengan CSR BUMN dan penyelenggara internet (ISP)," jelasnya.
Sedangkan sisi kebutuhan akan diakomodir dengan upaya penggunaan internet yang produktif meliputi penyediaan literasi, mulai dari hal mendasar seperti cara menggunakan komputer, akses internet dan email sampai kebutuhan paling advanced, misalnya set-up terminal, set-up jaringan dan lainnya.
Hal ini ternyata sejalan dengan saran beberapa anggota dewan Komisi I yang mengharapkan dana CSR perusahaan, khususnya BUMN telekomunikasi, tidak hanya berbentuk bantuan sembako, uang tunai atau segala macam bantuan yang sifatnya tidak mendidik.
Program ini akan mulai dijalankan pada kuartal pertama tahun 2008.
Label: Berita Teknologi
0 komentar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)